Semangat Moderasi & Membangun Masyarakat Madani

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang amat majemuk. Hal ini dapat ditelisik dalam semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Dalam keberbedaan tersebut diperlukan sikap sedang, tidak berlebih-lebihan, dan cenderung ke arah jalan tengah atau yang lebih kita kenal dengan sikap Moderasi.

Moderasi menjadi modal sosial untuk membangun bangsa. Alasannya, karena moderasi pada hakikatnya menciptakan kesadaran kolektif semua komponen bangsa untuk mengharmoniskan relasi dan kebangsaan dalam konstruk positif. Seperti halnya  Moderasi Beragama. Pemahaman keagamaan tidak ditempatkan untuk memperhadapkan dengan ideologi dan entitas ke-Indonesia-an.

Dalam kesadaran sebagai pribadi, wawasan Kebangsaan dalam bingkai moderasi beragama agama adalah sebuah konsep yang membawa kita ke dalam perenungan mendalam tentang hakikat identitas nasional, keberagaman agama, dan nilai-nilai yang mengakar dalam budaya sebuah negara. Masa depan bangsa yang baik sungguh sangat tergantung dari perspektif dan kemampuan kita, di antaranya, dalam memperlakukan komitmen beragama dan berbangsa itu pada tempat yang semestinya.

Bagi saya pribadi, moderasi melahirkan komitmen dan sikap batin yang  kuat dan menjadi pondasi dalam mewujudkan cita-cita Negara Indonesia. Namun, berhasil atau tidaknya sebuah cita-cita bangsa tergantung semangat komitmen konkret dan kolektif warga negara.

Selain moderasi, pilihan yang tepat untuk menjadikan bangsa dan negara ini benar-benar segera meraih cita-citanya adalah membangun masyarakat madani. Apa itu masyarakat madani?  Istilah madani merujuk pada 14 abad lalu di Madinah, Kota yang dipimpin oleh Rasulullah Muhammad SAW dan berhasil mengubah masyarakat Madinah menjadi masyarakat yang adil, makmur, dan damai. Konsep masyarakat madani menjadi lentara bagi para pendiri bangsa yang terdiri dari para tokoh berbagai kalangan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia.

Konsep moderasi dan madani ini saling melengkapi. Karena tujuan dari dua konsep tersebut adalah menghendaki terbentuknya masyarakat yang mandiri, maju dan berkembang. Bertoleransi dan berakhlak mulia dalam bertuhan bukan sekedar jargon namun harus diimplementasikan sungguh-sungguh dalam segala aspek kemasyarakatan.

Bagikan Ke